Tawanan
Benteng
Lapis Tujuh
Karangan: Husayn Fattahi
Buku ini mengurai rekam jejak perjalanan hidup dokter filsuf muslim terkemuka. Ibnu Sina (908-1037), sejak masa kecil di Bukhara hingga ia bersentuhan dengan penguasa, dan hidup dari istana ke istana sebagai dokter pribadi sultan. Sebagaimana harga yang mesti dibayar oleh cendekiawan yang menceburkan diri ke dalam kubangan kekuasaan, Ibnu Sina berhadapan dengan siasat jahat, tipu daya, dendam kesumat akibat kedengkian para petinggi istana lantaran perhatain khusus yang diperolehnya dari sultan.
Bermusim- musim ia hidup dalam kejaran Mahmud Ghasnawi, penguasa Turki yang menjanjikan hadiah 5000 keping emas bagi siapa yang berhasil membekuk as-syaikh ar-rais itu hidup-hidup dari istana Ibnu al-Ma'mun (Gurgani) ia menantang terjangan badai di sahara Khawaran. Abu Sahl, sejawat karibnya tewas, hingga ia menggelandang seorang diri.
Lepas dari sebuah kesulitan, Ibnu Sina dihadapkan pada intrik-intrik politik yang jauh lebih menyakitkan. saat menjabat sebagai perdana menteri di Pemerintahan Syams ad-Daulah (Hamdan), ia nyaris terbunuh lantaran lebijakannya dianggap tidap berpihak pada angkatan bersenjata, dan pada masa kekuasaan Ala Ad-Daulah, ia harus mendekam di penjara berlapis tujuh. Namun, dalam kekalutan dan ketidaknyamanan itulah Ibnu Sina melahirkan magnum opus AL Qanun fi at-Thibb dan As-Syifaa yang telah menggemparkan khazanah keilmuan, khususnya kedokteran di seluruh belahan dunia.
No comments:
Post a Comment
Posting komentar anda disini. No Sara and Pornografi, thanks ^^..