Tuesday, April 30, 2013

GEMAR (GERAKAN MULTI AKTIVITAS AGRIBISNIS) PAKET A

Melalui Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis (GEMAR) sangat membuka peluang bagi kita untuk mampu membawa kaum tani di Tatar Sunda ke sebuah suasana hidup yang lebih makmur dan sejahtera di tengah-tengah keterbatasan lahan (Suara Rakyat, 2011). Bila ditilik dari pengertian Agribisnis, yaitu bahwa Agribisnis adalah segala kegiatan yang bersifat komersial dengan melibatkan sektor pertanian secara luas yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Agribisnis mencakup 4 sub sistem yaitu sub sistem sarana produksi, produksi, pengolahan dan pemasaran. Umumnya para petani melakukan agribisnis pada sisi produksinya saja. Para pelaku agribisnis terdiri atas petani, nelayan/pembudidaya/KUD, BUMN dan swasta. Di antara ketiga unit tersebut, petani dan nelayan/pembudidaya merupakan pelaku yang paling banyak jumlahnya akan tetapi paling lemah dalam hal posisi tawar (bargaining position) nya. Sedang BUMN dan swasta jumlahnya sedikit akan tetapi memiliki kemampuan manajemen usaha yang baik.  
Apabila kondisi ini dibiarkan berkembang, maka yang kuat akan semakin kuat dan yang lemah akan semakin lemah.  Hal ini tentu akan menjadi penghambat dalam proses pertumbuhan sekaligus pemerataan ekonomi dan akan menimbulkan instabilitas di masa yang akan datang.   Di pihak lain,  Pemerintah sebagai fasilitator pembangunan berkewajiban untuk melakukan intervensi dalam kegiatan agribisnis agar pola pembinaan tersebut di atas dapat berkembang dengan baik. Karena itu, dalam rangka menggerakan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan petani, nelayan/pembudidiaya, maka digulirkanlah program gemar.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008–2013, dalam upaya pengentasan kemiskinan, dan mengurangi tingkat pengangguran di tingkat desa di Seluruh Wilayah Kabupaten/Kota Jawa Barat, Pemerintah telah berupaya memaksimalkan potensi  pada Bidang Pertanian dan Bidang Ketahanan Pangan, melalui salah satu kebijakan yaitu dengan  meningkatkan produksi dan nilai tambah hasil pertanian, yang dilaksanakan melalui  Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan sasaran:

  1. Meningkatnya produksi, poduktivitas dan kualitas produk pertanian;
  2. Meningkatnya pendapatan usaha tani komoditas pertanian;
  3. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja pertanian;
  4. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pertanian;
  5. Meningkatnya diversifikasi produk usaha pertanian;
  6. Tersedianya fasilitasi produk kawasan agropolitan;
  7. Meningkatnya Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis (Gemar);
  8. Terlaksananya inovasi dan teknologi pertanian yang ramah lingkungan;
  9. Menurunnya tingkat kehilangan hasil pasca panen.

Dalam Laporan Perkembangan Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis (GEMAR) Tahun Anggaran 2010, memaparkan bahwa para petani sebelum menerima bantuan GEMAR merupakan petani yang memiliki dan menggarap lahan usaha tani pokok dan mempunyai potensi untuk mengembangkan usaha taninya.  Namun demikian, kehidupan sosial  ekonomi petani masih tergolong marjinal dengan tingkat pendapatan masih di bawah Rp  1.500.000,-- per bulan.  Artinya, segala penerimaan petani hanya cukup untuk menghidupi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya.  Dengan kondisi demikian maka sangat sulit bagi petani untuk mengembangkan usaha taninya dengan mengandalkan modal sendiri.  
Deskripsi di atas merupakan potret kehidupan sosial ekonomi yang umumnya terdapat di Jawa Barat.  Jika kehidupan petani pemilik masih sub sisten, maka akan lebih memprihatinkan lagi dengan kehidupan sosial ekonomi buruh taninya.  Padahal jumlah buruh tani lebih banyak dari petani pemilik.  
Ciri lain dari kehidupan petani ialah aktifitas usaha yang mono kultur dan produktifitas kerja yang masih rendah.   Keadaan usaha petani  pada kondisi sebelum menerima bantuan program Gemar, baik paket A, B dan C melakukan aktifitas usaha dengan satu jenis komoditas dengan banyak waktu tersisa.  Atau dengan kata lain, para petani hanya melakukan aktifitas usaha pokoknya saja.  Kondisi ini menunjukan produktifitas kerja yang rendah.  Sehingga perolehan pendapatan dari usaha tani dan memberikan lapangan kerja bagi orang lain pun relatif rendah. 
Gemar Paket A (Usaha Tani Berbasis Tanaman Pangan)
Payung hukum Bantuan Keuangan  GEMAR Paket A berdasarkan Kepgub Jawa Barat Nomor : 978/Kep.1691-Binprod/2009.
Pada pembiayaan gemar paket A, usaha yang dimiliki gapoktan lebih beragam dengan didominasi segmen usaha peternakan. Kemudian diikuti perikanan, pertanian, pengolahan, serta perdagangan barang dan jasa. Usaha peternakan meliputi peternakan sapi, domba, kambing, ayam dan itik. Khusus peternakan sapi, populasi sapi potong lebih banyak dari sapi perah. Namun populasi sapi ini masih lebih rendah dari populasi domba dan kambing. Gapoktan penerima Bantuan keuangan GEMAR Paket A di Kabupaten/Kota Jawa Barat, yaitu :






































Beberapa Profil Gapoktan yang dapat diakses melalui media Internet adalah:
1. Gapoktan Rukun Desa Margajaya Tanjungsari, Kabupaten Sumedang
2. Gapoktan Banyu Metu Sejahtera (Gapoktan Penerima GEMAR Paket B)
3. Gapoktan Sulawangi  Desa Tamansari kel.Sumelap Kota Tasikmalaya

Friday, April 26, 2013

Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis (GEMAR) A Jawa Barat

Tanggal 23 Februari, di suatu sore perjalanan dinas yang sangat tak terlupakan..
Perjalanan ini dalam rangka Monitoring kegiatan Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
 yaitu Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis (GEMAR) yang diawali gaungnya pada tahun 2009.
Sebagai informasi GEMAR ini terbagi menjadi 3 paket: paket A di lingkup Pertanian, paket B di lingkup Perkebunan dan paket C di lingkup Kehutanan.
Saya bersama tim menyambangi Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) A Silih Asih,di kediaman Pa Haji Achmad Zakariaa... (salam baktos ^^).
Liputan ini sekaligus memberi informasi kepada khalayak bahwa tidak semua bantuan keuangan Pemerintah khususnya di bidang Pertanian, berakhir pada hasil yang kurang profittable secara bisnis maupun berujung pada oknum oknum yang kurang bertanggung jawab.
Let's share... mari berbagi informasi menarik ini..
(subhanallah.. kalau benar bantuan Pemerintah itu bisa mensejahterakan masyarakat khususnya yang belum berpenghasilan "pengangguran" di desa, inilah buktinya..)
Profil Gapoktan:
Gapoktan Silih Asih merupakan salah satu gabungan kelompok tani di wilayah Kecamatan Cigombong yang berdiri atau dibentuk pada tahun 2002.  
Melihat asli lingkungan di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong sebenarnya bukanlah desa sentra pertanian, dengan luas wilayahnya 170 Ha meliputi lahan darat 83 Ha dan lahan sawah 87 Ha. 
Namun,  sesuai perkembangan peran dan fungsi kelompok tani maka sejak tahun 2002 kelompok tani di Desa Ciburuy ini mewadahi diri dalam Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari yang dimotori oleh H.Achmad Zakaria dengan modal awal Gapoktan sebesar Rp.97.500.000,- dan modal simpanan anggota gapoktan sebesar Rp.32.805.094,- kemudian   dilegalisasi dengan Keputusan Camat Cigombong tahun 2002.
Pada tahun 2009 menjadi anggota Gapoktan penerima dana bantuan GEMAR paket A, dengan anggaran biaya bantuan sebesar Rp.1.148.007.500,- (satu miliar seratus empat puluh delapan juta tujuh ribu lima ratus rupiah) dengan penyaluran telah mencapai 73% yaitu sebesar Rp.848.275.000 (delapan ratus empat puluh delapan juta dua ratus tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). 





Gapoktan Silih Asih, dengan ketua H. Achmad Zakaria, untuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dengan Ketua Hari Koswara dan Badan Pengawas adalah Edy Darma beralamat di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.
Usaha-usaha yang akan dilaksanakan yaitu usaha bidang Pengembangan Beras SAE, penggemukan domba, pembenihan ikan nila, pembesaran ikan nila, pembenihan lele, pembesaran lele, penyediaan dan penyaluran sarana produksi pertanian, usaha penangkaran benih, budidaya jamur tiram, budidaya  Jagung.Pada pertengahan tahun 2012 adanya penambahan usaha yaitu Budidaya Ayam Buras dan Budidaya Sapi.

haihaiii.. akhirnya merasakan sejuknya pemandangan sore di belantara kebun pepaya dan sawah yang terdampar menghijau.. senangyaaa^^.